"Mama, aku rindu padamu.."
Lagi-lagi gadis itu hanya bisa mendekam di kamar
kecilnya. Jika dilihat dari luar, kamarnya itu tampak seperti tak ada
tanda-tanda kehidupan di dalamnya. Sepi. Nyatanya, walaupun di dalam si gadis
mungil sedang bercerita pada dirinya sendiri, tetap saja suasana haru
menyelimuti sekitarnya.
Semalam suntuk si gadis terus berbicara pada dirinya. Ia
selalu saja mengucap kalimat yang sama. “Mama, aku rindu padamu..”, kalimat itu
yang perlahan keluar dari bibirnya yang nampak pucat. Kesepian, mungkinkah yang
ia rasakan saat itu? Ya. Dia kesepian. Di kamarnya ia tak mendengar suara tawa
lagi. Ia hanya mendapati keharuan dan kemalangan. Ia merasa seperti hidup di
dunia ini sendiri. Masalahnya apa? Ia tak bisa mengutarakan itu, di pikirannya, ia hanya teringat tentang
mamanya.
Mama, semoga cahaya bulan ini menemani lelapmu, ya.. |
“Mama, aku rindu padamu..”, dan lagi-lagi. Ia bercerita
mengenai kerinduannya pada ibunya. Andai saja kini dia tidak sendirian, mungkin
rasa itu lenyap dengan sendirinya. Oh, ya. Gadis itu kemudian menarik selimut
sembari menitikkan air mata. Kemudian ia kembali bercerita, “Selamat malam
Mama, selamat istirahat, semoga cahaya bulan disana menjagamu. Aku rindu
padamu...” Dan disitulah ia mendapati Mama-nya tersenyum dalam mimpi indah gadis
mungil yang kini telah tiada.
0 comments:
Post a Comment
Put your thought here^^